1.1 Definisi Morfologi
Ilmu yang mempelajari perubahan bentuk kata yang
dapat merubah fungsi dan artinya dinamakan morfologi. Kata morphologie berasal
dari bahasa Yunani. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu. Menurut Susandi (2011) morfologi adalah “Cabang
linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan
gramatikal.”
Secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata atau struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna dan kelas kata. Dalam pembentukannya terjadi proses morfologi
Proses morfologi melibatkan unsur yang berupa morf, morfem dan alomorf. Jadi sebelum memperlajari proses morfologi, diperlukan pengetahuan mengenai morf, morfem dan alomorf.
Secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata atau struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna dan kelas kata. Dalam pembentukannya terjadi proses morfologi
Proses morfologi melibatkan unsur yang berupa morf, morfem dan alomorf. Jadi sebelum memperlajari proses morfologi, diperlukan pengetahuan mengenai morf, morfem dan alomorf.
1.2 Proses Morfologi
Proses
morfologis menurut Samsuri (1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata dengan
menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Jadi, proses morfologis
adalah proses penggabungan morfem menjadi kata. Proses morfologis meliputi :
→
afiksasi
→ reduplikasi
→ perubahan intern
→ suplisi
→ modifikasi kosong
Namun, di dalam bahasa
Indonesia yang bersifat aglutinasi ini tidak ditemukan data proses morfologis
yang berupa perubahan intern,
suplisi, dan modifikasi
kosong. Jadi, proses morfologis dalam bahasa Indonesia hanya melalui afiksasi
dan reduplikasi
1.3 Afiksasi
Afiksasi
adalah penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks. Afiks ada empat macam, yaitu Prefiks
(Awalan), Infiks (Sisipan), Sufiks
(Akhiran),dan Konfiks(gabungan dari Prefiks dan Sufiks).Karena
letaknya yang selalu di depan bentuk dasar, sebuah afiks disebut awalan
atau prefiks. Afiks disebut sisipan (infiks) karena letaknya di dalam kata,
sedangkan akhiran (sufiks) terletak di akhir kata. Dalam bahasa Indonesia,
dengan bantuan afiks kita akan mengetahui kategori kata, diatesis aktif atau pasif,
tetapi tidak diketahui bentuk tunggal atau jamak dan waktu kini serta lampau
seperti yang terdapat dalam bahasa Inggris.
1.3.1
Prefiks (Awalan)
a.
Prefiks be(R)
Prefiks be(R)- memiliki
beberapa variasi. Be(R)- bisa berubah menjadi be- dan bel-
.Be(R)- berubah menjadi be- jika (a) kata yang dilekatinya
diawali dengan huruf r dan (b) suku kata pertama diakhiri dengan er yang
di depannya konsonan.
be(R)-
+ renang → berenang .
be(R)+ ternak —
beternak
be(R)+kerja -- bekerja
b.
Prefiks me (N)-
Prefiks me(N)- mempunyai
beberapa variasi, yaitu me(N)- yaitu mem-, men-, meny-,meng-, menge-,
dan me-. Prefiks me(N)- berubah menjadi mem-
jika bergabung dengan kata yangdiawali huruf /b/, /f/, /p/, dan
/v/, misalnya :
me(N)-
+ baca →membaca
me(N)-
+ pukul → memukul.
Prefiks me(N)-
berubah menjadi men- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf
/d/, /t/, /j/, dan /c/, misalnya :
me(N) + data → mendata,
me(N) + tulis → menulis,
me(N) + jadi → menjadi,
me(N) + cuci → mencuci.
Prefiks me(N)
berubah menjadi meny- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf
/s/, misalnya, me(N)- + sapu → menyapu.
Prefiks me(N)- berubah menjadi meng- jika bergabung dengan kata
yang diawali dengan huruf /k/ dan /g/, misalnya, me(N)
+ kupas →mengupas dan
me(N) + goreng→ menggoreng.
Prefiks me(N)
berubah menjadi menge jika bergabung dengan kata yang terdiri dari satu suku
kata, misalnya, me(N) + lap → mengelap,
me(N)
+ bom→ mengebom,
me(N) + bor → mengebor.
c.
Prefiks pe (R)
Prefiks pe(R)-
merupakan nominalisasi dari prefiks be(R). Perhatikan contoh
berikut! Berawa t→ perawat, Bekerja → pekerja.
Prefiks pe(R) mempunyai
variasi pe dan pel. Prefiks pe(R) berubah menjadi pe
jika bergabung dengan kata yang diawali huruf r dan kata yang suku
katanya berakhiran er,
misalnya, pe(R)
+ rawat → perawat ,pe(R)
+ kerja → pekerja.
Prefiks pe(R)
berubah menjadi pel jika bergabung dengan kata ajar, misalnya, pe(R)
+ ajar → pelajar.
d.
Prefiks pe(N)
Prefiks pe(N)
mempunyai beberapa variasi. Prefiks pe-(N)- sejajar dengan prefiks me(N).
Variasi pe(N) memiliki variasi pem-, pen-, peny-,
peng-, pe-, dan penge-. Prefiks pe(N) berubah
menjadi pem- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf /t/,
/d/, /c/, dan /j/, misalnya, penuduh, pendorong,
pencuci, dan penjudi. Prefiks pe(N)- berubah menjadi pem-
jika bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf /b/ dan /p/,
misalnya, pebaca dan pemukul. Prefiks pe(N)-
berubah menjadi peny- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf
/s/, misalnya, penyaji. Prefiks pe(N)- berubah menjadi peng-
jika bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf /g/ dan /k/,
misalnya, penggaris dan pengupas. Prefiks pe(N)-
berubah menjadi penge- jika bergabung dengan kata yang terdiri atas satu
suku kata, misalnya, pengebom, pengepel, dan pengecor. Prefiks pe(N)-
berubah menjadi pe- jika bergabung dengan kata yang diawali oleh huruf /m/,
/l/, dan /r/, misalnya, pemarah, pelupa, dan perasa.
e.
Prefiks te(R)
Prefiks te(R)- mempunyai
beberapa variasi, yaitu ter- dan tel-, misalnya, terbaca,
ternilai, tertinggi, dan telanjur.
1.3.2 Infiks
(Sisipan)
Infiks termasuk afiks
yang penggunaannya kurang produktif. Infiks dalam bahasa
Indonesia terdiri dari
tiga macam: -el-, -em-, dan –er-.
a. infiks -el-,
misalnya, geletar;
a. infiks -er-,
misalnya, gerigi, seruling; dan
c. infiks -em-,
misalnya, gemuruh, gemetar
1.3.3 Sufiks
(Akhiran)
Sufiks dalam bahasa
Indonesia mendapatkan serapan asing seperti wan, wati, man.
Adapun akhiran yang
asli terdiri dari –an, -kan, dan –i.
a. sufiks -an, misalnya,
dalam ayunan, pegangan, makanan;
b. sufiks -i, misalnya,
dalam memagari memukuli, meninjui;
c. sufiks -kan, misalnya,
dalam memerikan, melemparkan; dan
d. sufiks -nya, misalnya,
dalam susahnya, berdirinya.
1.3.4 Konfiks (
gabungan Prefiks dan Sufiks )
Konfiks
adalah “gabungan afiks yang berupa prefiks (awalan) dan sufiks (akhiran) yang
merupakan satu afiks yang tidak terpisah-pisah. Artinya, afiks gabungan itu
muncul secara serempak pada morfem dasar dan bersama-sama membentuk satu makna
gramatikal pada kata bentukan itu” (Keraf, 1984: 115).
Berikut
ini konfiks yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
a.
konfiks pe(R)-an misalnya, dalam perbaikan, perkembangan,
b.
konfiks pe(N)-an misalnya, dalam penjagaan, pencurian,
c.
konfiks ke-an misalnya, kedutaan, kesatuan,
b.
konfiks be(R)-an misalnya, berciuman.
1.4 Reduplikasi
Reduplikasi adalah
proses pengulangan kata dasar baik keseluruhan maupun sebagian. Reduplikasi
dalam bahasa Indonesia dapat dibagi sebagai berikut:
a. pengulangan seluruh
Dalam bahasa Indonesia
perulangan seluruh adalah perulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan
tidak dengan proses afiks Misalnya:
orang →
orang-orang
cantik →
cantik-cantik
b. pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian
adalah pengulangan sebagian morfem dasar, baik bagian awal maupun bagian akhir
morfem.
Misalnya:
tamu →
tetamu
berapa →
beberapa
c. pengulangan dengan
perubahan fonem
Pengulangan dengan
perubahan fonem adalah morfem dasar yang diulang mengalami perubahan fonem
Misalnya:
lauk →
lauk-pauk
gerak →
gerak-gerik
d. pengulangan
berimbuhan.
Pengulangan berimbuhan
adalah pengulangan bentuk dasar diulang secara keseluruhan dan mengalami proses
pembubuhan afiks. Afiks yang dibubuhkan bisa berupa prefiks, sufiks, atau
konfiks.
batu →
batu-batuan
hijau →
kehijau-hijauan
tolong →
tolong-menolong
2.1 Kesimpulan
Proses
morfologis dalam Analisis Bahasa karya Samsuri sangat jelas, yaitu
melalu
afiksasi,
reduplikasi, suplisis, dan modifikasi kosong. Dari semua proses morfologis
tersebut hanya afiksasi dan reduplikasi yang dapat dipakai untuk analisis
bahasa Indonesia maupun bahasa-bahasa Nusantara.
No comments:
Post a Comment